Kamu pernah kepikiran ga kalau di masa depan bakalan ada organisasi atau perusahaan yang bisa jalan sendiri tanpa adanya bos. Kebayang ga apa jadinya kalau semua karyawan di sebuah perusahaan bisa kompak kolaborasi dan juga menyelesaikan tugasnya masing-masing tanpa perlu adanya pemimpin yang mengatur dan bikin keputusan. Sebuah organisasi yang mana pengembangannya bukan ditentukan oleh bos. Tapi dihasilkan dari hasil keputusan voting secara demokratis. Sebuah organisasi yang bisa berjalan secara otomatis tanpa ada pihak yang melakukan sabotase atau penyalahgunaan kekuasaan dan tiap orang bisa dapet kompensasi sesuai dengan kontribusi mereka.

Kalau kamu udah kerja di perusahaan yang punya bos atau punya anak buah mungkin konsep ini kedengeran asing ya, aneh bahkan mengada-ngada. Masa ia ada organisasi atau perusahaan yang bisa berjalan mandiri tanpa komando dari atasan. Gimana caranya kita tau apa yang harus dikerjain duluan, mana yang diprioritaskan, terus kalau ada perdebatan antar karyawan siapa yang bisa bikin keputusan finalnya kalau bukan bos.

Nah sekarang aku mau cerita tentang konsep organisasi yang mulai populer dijalankan dan bahkan diprediksi bakalan jadi formula baru yang bisa berjalan efektif di masa depan. Semuanya terlahir dari pengembangan dunia crypto dan blockchain yang dinamakan DAO (decentralized autonomous organization) atau kalau dalam bahasa indonesia bisa diartikan organisasi desentral yang bisa berjalan secara otonom/mandiri. DAO ini adalah konsep organisasi yang bersifat desentral atau tidak terpusat tapi bisa berjalan secara otonom/independen, artinya tidak akan ada pemimpin, bos, CEO, dll yang bisa secara sepihak bikin keputusan mereka sendiri. Terus gimana caranya organisasi itu bisa jalan?

Kamu sekarang bayangin aja deh, kadang-kadang ada sebuah project start up dimana setiap orang bisa ikut berkontribusi secara kolektif buat mencapai target dari project tersebut. Semua keputusan krusial dan arah pengembangan startup bukan ditentukan oleh bos atau individu tertentu. Tapi ditentukan lewat voting dari komunitas dan member yang mensuport project tersebut. Menariknya nih, semua kerjaan di project itu bisa dikerjakan oleh siapapun terlepas dari negara apapun atau latar belakang apapun. Katakanlah sebuah project itu adalah membuat sebuah aplikasi. Mulai dari proses pembuatan coding, testing sampai dengan optimasi dikerjain semua oleh komunitas atau kontributor dari seluruh dunia yang sifatnya itu terus saling mengoptimasi dan mengkoreksi satu sama lain. Dimana semua kontributor bisa mendapatkan reward atau kompensasi sesuai dengan kontribusi yang mereka kasih buat project tersebut.

Mungkin kamu jadi kepikiran, emangnya ada ya project yang bisa jalan dengan skema kaya gitu? Kalau suatu project dikerjakan oleh orang-orang yang ga saling kenal kaya gitu emangnya ga kacau itu proses koordinasinya? Jawabannya adalah bisa. Tapi skema organisasinya harus dibuat dengan protokol yang ketat. Jadi semua kontributor bisa tau apa yang perlu mereka kerjakan. Ibaratnya kaya ngerjain tugas-tugas kecil yang kalau digabungkan semuanya itu bisa melahirkan sebuah project besar yang luar biasa banget.

Contoh nyatanya adalah Wikipedia. Buat kamu yang belum tau, Wikipedia adalah sebuah project raksasa yang berhasil dijalankan secara organik, dan operasional utamanya dijalankan oleh para sukarelawan dari seluruh penjuru dunia, yang kerja secara kolektif buat bikin artikel, edit, melaporkan kalau ada info yang tidak akurat, revisi artikel yang salah, update info terbaru, bahkan melanjutkan artikel ke berbagai bahasa asing. Dengan adanya protokol kerja yang jelas, ternyata ribuan orang di seluruh dunia bisa berkontribusi dengan rapih. Dan akhirnya terciptalah sebuah ensiklopedia yang besar di internet dengan jutaan artikel, yang diakses oleh jutaan orang setiap harinya dan mampu beroperasi secara organik buat tampilin informasi dengan cepat.

Nah DAO ini menawarkan konsep yang mirip. Bahkan bisa jadi lebih baik lagi. Soalnya DAO ini pakai teknologi blockchain dan smart contracts. Jadinya setiap protokol kerja, reward sistem, objek yang dikejar, dan semua skema kerja yang diperlukan buat menjalankan project itu bisa berjalan otomatis di blockchain. Tanpa bisa diotak atik sama siapapun. Menariknya lagi, sistem DAO ini memungkinkan para kontributornya buat dapetin reward dalam bentuk crypto. Sekaligus hak suara buat menentukan keputusan yang bakalan diambil sama organisasi. Dengan skema DAO, sebuah project atau bahkan organisasi bisa berjalan independen. Kaya gimana komunitas open source dulu melahirkan wikipedia. Tapi sekarang semua keputusan bisa diambil secara demokratis. Dan protokolnya benar-benar murni bersifat desentral tanpa dikendalikan sama pihak manapun. Tidak ada bos tidak ada bawahan siapapun bisa berkontribusi dapetin reward dan punya hak voting kalau punya token DAO tersebut.

Konsep DAO ini bisa dibilang masih baru banget, jadi pengembangannya itu masih banyak banget yang belum seideal itu. Tapi dengan konsep organisasi yang tidak terpusat dan bisa dijalanin independen seperti ini, harapannya kelak di masa depan, bisa ada bentuk alternatif buat perusahaan atau organisasi yang bisa benar-benar bisa diminimalisir semua faktor human error yang sering kita lihat sebagai masalah di sistem yang sekarang. Contohnya kaya penyalahgunaan kekuasaan, sabotase, korupsi, politik kantor, eksploitasi bawahan, sampai keputusan sepihak bos yang sewenang-wenang. Dengan konsep DAO semua kelemahan dari sistem organisasi terpusat yang aku sebutkan tadi itu bisa benar-benar dihilangkan. Menarik banget kan?

Next part 2 (klik di sini)

Leave a Reply

Your email address will not be published.