Kalian pernah ga investasi saham tapi boncos terus? Pernah sih profit tapi akhirnya dimainin sama market dan boncos lagi. Kalian pernah merasakannya? Sama, saya juga pernah. Sampai akhirnya saya menemukan sebuah primbon. Primbon ini seperti primbon yang dibawa oleh pria dari masa depan dalam film back to the future. Primbon apa sih ini, emang ada beneran? Primbon yang bikin kita cuan rutin?

Kesempatan kali ini kita akan membongkar rahasia bagaimana kita bisa cuan rutin bahkan setiap hari. Kita bisa cuan rutin setiap hari kalau kita sudah mahir melakukan berbagai analisa. Kita bisa cuan rutin setiap hari kalau kita punya keputusan yang tepat kapan saat masuk dan keluar dari sebuah market. Kita bisa cuan rutin setiap hari kalau kita punya pengalaman. Minimal 10.000 jam kerja temen-temen. Artinya itu adalah pengalaman selama 3,5 tahun nonstop ya. Kita bisa cuan rutin setiap hari kalau kita punya mentor. Tapi sayangnya kan kita masih belum mahir melakukan berbagai analisa. Kita juga belum tau kapan saat yang tepat untuk masuk ataupun keluar dari sebuah market. Kita juga belum punya pengalaman melewati berbagai masa krisis. Kita juga belum punya akses untuk belajar dari mentor dan ini adalah kabar buruk buat kita semua.

Pantesan aja kita lebih sering boncos daripada cuan. Nah kalian pernah punya pengalaman itu? Dulu saya lebih sering boncos. Tapi kabar baiknya, kita bisa cuan rutin kalau kita punya primbonnya. Punya mentornya. Dan hari ini saya akan bahas primbon rahasia yang bisa bikin saya cuan rutin. Bahkan tiap hari dan ga menutup kemungkinan bisa cuan puluhan bahkan ratusan persen. Di kesempatan kali ini, kita akan buka primbonnya ya. Tapi sebelumnya saya mau jelaskan dulu 5 hal yang paling penting sebelum investasi ataupun trading saham.

Pertama, analisa. Baik analisa teknikal maupun fundamental. Tanpa analisa, kita malah berujung FOMO dan berinvestasi seperti orang buta. Dengan analisa teknikal, atau bahkan fundamental aja kita ga bisa kok memprediksi 100% arah pasar. Siapa yang bisa memprediksi keputusan presiden? Atau bahkan adanya pandemi. Tapi paling tidak kan kita punya pegangan. Punya alasan yang kuat kapan harus jual, ataupun beli saham. Kalau kita belum mahir analisa, baik analisa teknikal ataupun fundamental, kita wajib punya primbon saham. Jadi apa sih primbon saham? Contoh mudahnya, saya pakai emtrade. Di emtrade, kita ga perlu repot-repot analisa lagi sendiri. Tapi sudah dibantu oleh timnya emtrade, yang dibaliknya ada orang-orang yang sudah berpengalaman belasan tahun di bidang ini. Beberapa diantaranya ada Ellen May.

Kedua, yang penting dalam investasi saham adalah trend. Ada beberapa emiten tertentu yang naik harganya karena trend. Bukan karena teknikal apalagi fundamental. Tapi adanya sebuah trend dan pandangan yang optimis di masa depan, mengenai sebuah market. Seperti di Amerika nih, sekarang kan lagi trend perusahaan ramah lingkungan. Atau di Indonesia yang akhir-akhir ini lagi hype banget dengan saham teknologi dan bank digital.

Ketiga, informasi. Yang buat orang jadi boncos, itu adalah ketinggalan informasi. Kalau informasinya kalian dapat dari berita media apalagi dari temen, udah pasti ya kita tinggal boncosnya aja. Makanya kita perlu informasi dari sumbernya langsung. Informasi tentang saham. Informasi beneran yang bukan karena pom-poman. Bukan sekedar pamer screenshot. Tapi memang dari analisa yang mendalam.

Keempat, momentum. Karena kalau ketinggalan momentum, yang ada malah kita beli di harga pucuk dan ujungnya jual di harga rendah. Dan di dunia saham, apalagi trading saham, yang namanya momentum ini jangka waktunya pendek banget. Kalau kita ketinggalan momentum ya udah pasti boncos. Jadi momentum itu penting banget.

Kelima, yang penting dari investasi ataupun trading saham juga yaitu mentor. Kalau kita mau sukses di bidang apapun, tentu aja wajib punya mentor. Sebisa mungkin mentor yang emang udah punya pengalaman. Mentor yang emang udah punya track record yang jelas.

Ada lagi yang bisa menambahkan? Silahkan tulis di kolom komentar ya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.