Ketika memilih reksadana, sebetulnya kita dibatasi oleh produk apa yang dijual oleh platform yang kita pilih. Ada platform yang menjual 2 produk reksadana, ada yang 20, ada yang 200. Jadi sebelum memilih platform, cek dulu apakah platform tersebut menjual reksadana yang kita mau, karena ini yang akan menjadi filter pertama yang membatasi produk reksadana yang kita bisa beli. Produk terbaik yang kita mau belum tentu dijual di semua platform.

Saya akan coba contohkan dengan platform penjual reksadana yang pilihannya paling ekstrim banyaknya yaitu indopremier. Saat ini pilihannya ada 238 reksadana.

Untuk filter berikutnya kita masuk ke kinerja reksadana. Kinerja itu dilihat dari kenaikan harga unit (NAV). Bisa dilihat dari fund fact sheetnya. Kemudian memasukan ke bloomberg untuk melihat grafiknya. Tapi kalau kita belum tau reksadana apa aja yang bagus-bagus berarti kita harus buka 1 1 setiap reksadana untuk cek kinerjanya dan itu pasti tidak memungkinkan. Jadi yang bisa kita lakukan adalah dengan menggunakan filter dan fitur yang disediakan oleh platform reksadana.

Agar kita tidak perlu buka 1 1 reksadananya, disini saya akan coba jelaskan dengan fitur yang ada di indopremier.
Di indopremier bisa masuk ke menu fitur multiguna, di fitur analisa pilih ipot fund evaluator. Disana ada 3 bagian, NAV Performance, Sharpe dan Drawdown. Nah yang pertama kita cari itu NAV Performance, yaitu harga unit. Kita akan pakai untuk ukur kinerja reksadana. Kalau kita lihat disana kita tidak perlu lagi sortir reksadana mana yang 6 bulan terakhir paling bagus, atau 1 tahun terakhir paling bagus. Tapi sudah dihitung ranking nya untuk setiap jangka waktu. Jadi ada jangka waktu 3, 6, 9 bulan lalu ada 1, 2, 3 tahun.

Angka yang muncul disana adalah rankingnya. Kalau misalkan dalam 1 bulan kenaikan NAV nya paling tinggi, maka disana akan tertulis 1. Kalau ke 2 tertinggi maka akan tertulis 2 dst. makin kecil makin bagus. Dari 6 jangka waktu tersebut kemudian setiap rankingnya kita jumlahkan. Contohnya jika yang tertinggi itu produk Sucorinvest maxi (misalkan) 2+2+2+2+1+1 totalnya 10 (disana ada ya tinggal dicari aja sesuai yang saya sebutkan). Semua reksadana dilakukan hal yang sama lalu disortir lagi maka makin kecil totalnya, semakin bagus.

Jadi langsung di halaman itu kita sudah dapat reksadana mana yang NAV nya paling bagus di 6 jangka waktu yang berbeda dan harusnya sudah bisa membuat keputusan bagi kita mana reksadana yang terbaik ya.
Namun sebetulnya ada 2 kriteria lagi yang sebetulnya bisa membuat kita memilih yaitu Sharpe ratio dan Drawdown. Sharpe ratio itu adalah rasio yang dibuat oleh William Sharpe dia adalah pemenang nobel ekonomi yang mencoba mengukur return yang kita dapat terhadap fluktuasi naik turunnya harga unit.

Jadi tujuannya mencari investasi yang returnnya paling bagus, tapi dibandingkan juga dengan resikonya. Lalu yang terakhir adalah Drawdown. Kalau Drawdown ini mencari penurunan NAV terparah untuk setiap jangka waktu. Jadi misalnya di jangka waktu 3 bulan, reksadananya turun paling dalamnya 5% maka akan tercatat 5%. Jadi jika semakin kecil angkanya, maka reksadananya semakin stabil dan bisa dipakai untuk melihat reksadana mana yang paling bertahan walaupun IHSG nya jatuh.

Jadi Sharpe ratio dan Drawdown ini sebetulnya juga sangat membantu kita memilih reksadana yang “aman” dan stabil.

Bagi yang membutuhkan aplikasi keuangan dan jasa perencanaan keuangan bisa komen di bawah ya.

Flower photo created by kbza – www.freepik.com

Leave a Reply

Your email address will not be published.