Pada kesempatan kali ini saya ingin membahas mengenai pertanyaan yang sering ditanyakan kepada saya. Yaitu : kalau saya ingin trading saham apakah pertama saya harus
- duduk di depan layar monitor setiap saat?
- dari 700an saham bagaimanakah saya memilih saham untuk saya trading-in hari ini?
Jadi kalau kita berbicara mengenai trading adalah suatu hal yang berbeda dengan investasi ya yang perlu saya jelaskan dulu di awal. Jadi kalau anda berbicara mengenai investasi maka kalau anda liat monitor setiap hari maka anda akan menjadi stress. Jadi jika anda bercita-cita menyimpan saham contoh untuk 10 tahun, jangan pernah anda lihatin sahamnya setiap hari, nanti akhirnya kalau naik sedikit anda jual, kalau turun anda panik. Jadi ini tidak cocok bagi anda yang ingin berinvestasi pada saham.
Kalau kita kembali lagi pada topik kali ini, bagaimana caranya kita trading saham, memilih saham yang sedemikian banyaknya. Dan selalu bertambah dan ada 1 yang terbaik pada saat ini kalau mau IPO itu bursa efek indonesia sedang mendiskon 50% untuk biaya listingnya. Jadi untuk mendorong banyak perusahaan yang mau melantaikan perusahaan sahamnya di bursa efek indonesia. Artinya akan semakin banyak lagi.
Pesan pertama adalah tidak semua saham bagus untuk ditradingkan. Ciri saham yang buruk untuk di tradingkan adalah yang tidak ada volumenya. Bentuknya garis datar aja begitu. Contohnya anda bisa lihat saham ELTY. Nah saham seperti ini ga cocok ya untuk di tradingkan. Karena tidak ada pergerakan harganya. Dalam jangka waktu tertentu tidak ada pergerakan harganya. Selalu 50,- . Ini paling cocok di tebak-tebakanin ya kira-kira kapan ya nambah ke 100,- hehehe nah kira-kira begitu. Tapi jadinya kan bukan trading malah tebak-tebakan ya.
Lalu model saham seperti TCID juga cenderung tidak baik ya untuk ditradingkan. Loh kenapa kan ada pergerakannya tuh. Ia memang ada pergerakannya. tapi gerakannya tidak rapih. Bisa dilihat ya dia setrip setrip bisa naik turun dan rata ga jelas sperti itu. Berbeda dengan anda melihat saham ASII contohnya ya. Untuk saham seperti ini anda boleh tradingkan. Karena volumenya ada dalam 1 harinya dan rapih yah bentuk chartnya.
Ada volume perdagangan tertentu yang anda bisa masuk dengan uang berapapun. Tapi ada saham tertentu yang memang ada pergerakannya, tapi tidak semua orang bisa trading. Jadi ga terlalu lah.
Mari selanjutnya kita lihat EKAD. Untuk saham seperti ini, secara volume perdagangan ini tidak cocok pada semua jenis uang. Misalnya nominal uangnya tiba-tiba masuk 5M gitu, itu tiba-tiba anda bisa menjadi market makernya atau orang yang mengumpulkan dalam jumlah saham yang banyak. Nah itu harus anda hindari kalau misalnya semakin banyak uang yang harus anda siapkan untuk anda tradingkan maka anda harus semakin selektif dalam memilih saham. Jangan ketika anda masuk anda susah untuk keluarnya gitu. Ini likuid sih tapi untuk kelas yang misalkan 100 juta. Tapi tidak likuid untuk kelas yang 5M misalkan kaya gitu ya.
Sekarang saya akan coba cerita bagaimana dalam kesehari-harian kita untuk bisa melakukan screening terhadap saham, ada banyak caranya. Pertama adalah kalau anda punya screener software contohnya yang bisa sebegitu customize nya contohnya AMI broker anda bisa cek sendiri di website namanya AMI broker. AMI broker itu anda memasukan formula language ke dalam screener nya maka anda tinggal custom aja sesuai dengan keinginan anda. Kalau ditanya yang mana. Wah banyak. Jurus-jurus itu terlalu banyak, tapi ada pakenya screener software. Atau yang ke dua anda lakukan dengan cara manual. Cara manual apakah harus screening 700 saham , ya tidak juga.
Contoh-contohnya kan sudah tereliminasi sendiri untuk saham-saham yang tidak cocok di tradingkan. Dan itu sudah tinggal separuhnya. Lalu ya tinggal cocok dengan jumlah uang anda. Berarti makin sedikit lagi. Kalau saya dalam keseharian saya, saya tidak trading pada aneka jenis saham. Saya hanya fokus saja pada katakan saja LQ45 yang sudah 10 tahun dan itu hanya tinggal 20 an saham. Itu tinggal kita lihat, lalu bagaimana cara saya mencocokkan kondisinya. Ada 2 cara.
Pertama adalah dengan teknik kualitatif dan yang ke 2 dengan teknik kuantitatif. Kalau kuantitatif itu harus membutuhkan jumlah data yang banyak. Misal kita pakai metode yang disebut dengan bandarmology. Bandarmology ini anda bisa kerjakan sendiri. Lalu coba anda baca buku judulnya adalah bandarmology. Itu judul buku itu sudah ada di gramedia. Di situ anda bisa mendapatkan analisis kuantitatif. Yakni analisa dengan menggunakan data yang besar dan itu biasanya sudut pandangnya dengan pergerakan volume perdagangan yang di lakukan oleh broker-broker yang ada di bursa kita.
Akhirnya kadang-kadang kita bisa menemukan suatu yang harus kita hindari atau yang harus kita hanya baca secara teknikal atau ada yang pesan tertentu untuk diambil.
Kita ambil dari tanggal 29 Juni maka ada yang harus di avoid. Misalnya seperti saham PTBA. Kenapa karena avoid tersebut terjadi distribusi yang sangat besar, mau dia salah pencet, kelempar kucingnya ke monitor terus kepencet, kita tidak membaca hal yang seperti itu, kita membaca data harus kita kesampingkan dan yang namanya kebiasaan manusia ataupun kesalahan manusia yang disebut dengan human error.
Kita membaca di laporan tersebut ada heavy distribusi ada avoid disitu. Maka PTBA adalah salah satu saham yang ada di dalam list LQ45 saya tapi akhirnya saya tidak baca dulu secara teknikal indikator. kira-kira seperti itu. Kenapa, karena secara kuantitatif analisis masih ada yang namanya heavy distribusi. Ini akan sulit bagi anda yang pemula kalau anda pemula, saran saya adalah coba belajar teknikal terlebih dahulu karena teknikal analisis lebih mudah untuk dibaca suatu tanda-tandanya dibandingkan dengan kuantitatif analisis.
Mungkin itu saja ya.
Bagi yang mau bertanya silahkan di kolom komentar ya.
Terimakasih