Apakah ada manfaat lain selain hanya untuk diperdagangkan?
Apakah ada manfaat lain dari crypto sebagai sebuah mata uang atau aset yang diperdagangkan?
Saat ini kita boleh dibilang dalam crypto frenzy. Beberapa tahun terakhir, semua orang tergila-gila dengan jenis investasi ini, dan berusaha ikut dalam gelombang crypto.

Namun sayangnya, tidak selamanya indah. Saat ini kita boleh dibilang sedang mengalami crypto meltdown. Dimana mata uang crypto kehilangan nilainya secara signifikan. Para investornya kehilangan tabungan entah karena harganya yang turun drastis, atau terjebak dalam penipuan mata uang crypto. Namun ditengah semua kejadian tragis dalam dunia crypto.

Apakah kamu pernah bertanya apa manfaat dari crypto? Apakah crypto hanya bisa diperdagangkan saja?

Saat ini boleh dibilang kita berada pada gelembung crypto yang mengempis. Banyak perusahaan crypto mulai berguguran. Dan beberapa juga merupakan bagian dari penipuan. Menurut komisi perdagangan federal 46 ribu warga Amerika Serikat kehilangan setidaknya 14 triliun rupiah akibat penipuan crypto sejak tahun 2021. Inilah yang membuat kebanyakan orang mulai ragu dan skeptis atas crypto. Sayangnya hal tersebut tidak bisa dihindari.

Setiap kali ada teknologi baru maka akan ada banyak sekali penipu yang berusaha memanfaatkan momentum tersebut. Pun ketika pasar sudah teredukasi dengan baik tentunya jumlahnya akan terus menurun namun tidak akan hilang. Misalnya begini : berapa penipuan yang masih kita terima saat ini via email, telepon atau bahkan sms? Semua hal ini tidak ada bedanya dengan apa yang dialami di dunia crypto. Harapannya, semakin banyak orang yang teredukasi dengan baik soal apa itu crypto, bagaimana cara kerjanya, dsb, maka jumlah orang yang terjebak dalam penipuan semakin sedikit.

Ada sebuah rumah yang unik di Philadelphia Amerika Serikat. Uniknya rumah itu dijual beserta dengan mesin penambang crypto. Sebagai informasi, penambang uang crypto adalah aktivitas dimana penambang dengan seperangkat alat memverifikasi transaksi antar uang crypto yang berlangsung. Transaksi ini diverifikasi melalui kode-kode cryptography. Nah ketika seseorang menambang crypto, maka orang itu akan diberikan hadiah berupa mata uang crypto yang pada akhirnya bisa ditukar dengan uang sungguhan. Menariknya, mesin untuk menambang crypto di rumah ini, berbeda dengan yang biasa kita lihat.

Mungkin dibayangan kita berupa sebuah ruangan yang dipenuhi dengan server besar yang berisik dan butuh tenaga listrik dalam jumlah yang besar. Karena memang itu kebutuhannya apabila kamu ingin menambang sebuah mata uang crypto yang paling populer di dunia yaitu bitcoin dan ethereum. Misalnya saja, tahun lalu total aktivitas menambang bitcoin menggunakan jumlah listrik setara dengan penggunaan listrik di Argentina.

Namun mesin penambang crypto di rumah itu jauh berbeda. Bentuknya hanya seperti harddrive kecil yang ada di lemari dan hanya menggunakan 5 watt listrik. Bahkan lebih kecil dari lampu LED. Apa yang dilakukan oleh mesin itu? Jadi aktivitas yang dilakukan mesin itu adalah membagikan sinyal wifi rumah untuk menjadi hotspot bagi berbagai alat pintar yang membutuhkan koneksi wifi. Misalkan pada pelacak hewan peliharaan, sensor air untuk mencegah banjir, dsb. Intinya alat-alat yang biasanya dikategorikan sebagai bagian dari internet of things. Sebagai balasannya, mesin kecil itu akan mendapatkan helium. Mata uang crypto yang bisa kamu tukarkan dengan uang sungguhan.

Misalkan dalam sebulan bisa menghasilkan lebih dari 1 juta rupiah. Contoh ini memberikan perspektif yang baru soal penambangan crypto. Khususnya aktivitas menambang crypto. Tidak semuanya sama. Ada aktivitas menambang crypto yang memakai banyak sekali energi, ada juga yang tidak. Ada aktivitas menambang crypto yang fokus menciptakan dan menjaga mata uang crypto. Tapi ada juga aktivitas menambang crypto yang melakukan hal yang sama sekali berbeda. Seperti aktivitas menambang helium. Di tengah kegaduhan crypto dan maraknya penipuan, kita mudah lupa kalau crypto itu bukan hanya sekedar aset atau mata uang yang diperdagangkan. Tapi merupakan sebuah teknologi. Dan teknologi merupakan jawaban untuk menyelesaikan sebuah masalah.

Sekitar 10 tahun yang lalu, 2 orang yang mendirikan helium sedang bermain drone. Namun salah satu drone nya terbang terlalu jauh di belakang pohon dan berada di luar jangkauan. Lalu kamu akan menghabiskan beberapa jam berikutnya untuk mencari drone yang hilang. Sebagai gambaran, ketika sebuah drone kehilangan koneksi dari kontrolmu, maka kemungkinan besar akan hilang. Masalah yang sederhana tapi bisa menjadi sangat sulit. Solusinya adalah kamu membutuhkan drone mu terhubung dengan internet. Ini tidak hanya terjadi pada drone. Masih banyak jenis alat lain yang sebenarnya tidak butuh terlalu banyak koneksi internet agar bisa berfungsi dengan baik.

Namun ketika 2 orang itu berusaha untuk membangun jaringan internet, mereka baru sadar kalau hal ini mustahil. Bahkan bagi provider besar hal ini membutuhkan biaya yang sangat besar mencapai miliaran rupiah. Mereka lalu mencari solusi lain. Bagaimana bila mendorong orang lain untuk membagikan sedikit sinyal dari wifi mereka dengan menggunakan antena. Awalnya mereka mencoba menjualnya. Tapi tidak berhasil. Bahkan ketika mereka membagikan gratis dan mengatakan bahwa mereka adalah bagian dari jaringan yang diberdayakan oleh orang biasa. Tapi lama kelamaan banyak orang kehilangan minat.

Kenyataan itu membuat mereka menjadi pesimis dan merasa membuat jaringan yang berisi orang di seluruh dunia merupakan hal yang mustahil. Hingga pada tahun 2017 ketika perusahaan hampir bangkrut, ada secercah harapan. Di tahun itu,crypto sedang mengalami masa jaya-jayanya. Hampir semua orang berlomba-lomba untuk masuk ke dalam dunia crypto. Mungkin karena melihat ada beberapa orang yang menjadi miliarder dalam semalam. Nah hal ini membuat Helium punya ide untuk menggunakan crypto sebagai insentif dalam membangun jaringan tersebut. Jadi mereka mengatakan kalau mesin tidak itu berfungsi sebagai hotspot, tapi alat untuk menambang crypto.

Apabila masyarakat ingin mendapatkan crypto, maka yang harus mereka lakukan adalah memasang alat tersebut, dan sebagai balasannya mereka akan mendapatkan mata uang crypto bernama helium. Dari situ kepopuleran helium terus berkembang. Sampai saat ini ada lebih dari 900 ribu lebih hotspot di seluruh dunia dan terus bertambah. Perusahaan menggunakan teknologi crypto sebagai insentif untuk melakukan sebuah tugas tidak hanya helium tapi ada beberapa perusahaan lain.

Misalnya ada perusahaan yang bernama filecoin. Sebuah jaringan untuk menyimpan file dalam bentuk digital. Perusahaan lain bernama hivemapper. Mereka memberikan insentif kepada pengguna untuk memberi dash yang kecil dan menaruhnya di mobil mereka. Lokasi mereka kemudian digunakan untuk membuat peta baru. Di tengah semua fenomena naik dan turunnya mata uang crypto beberapa tahun terakhir, mungkin saja hal ini membuat kita lupa kalau mata uang crypto awalnya merupakan sebuah fisi yang utopia untuk keluar dari sistem keuangan yang kita kenal saat ini. Kita juga tidak mengajukan pertanyaan yang fundamental. Apakah teknologi ini bernilai dan bermanfaat bagi hidup manusia?

Namun dengan adanya beberapa perusahaan seperti helium, filecoin dan sebagainya, mereka menjadi semacam pengingat di tengah hingar bingar crypto, kalau teknologi ini ternyata bisa memberikan dampak positif yang signifikan di dunia nyata.