Anak muda bisa berteman dengan waktu untuk mencapai tujuan keuangan yang besar.
Kali ini saya akan membahas kenapa kita harus memulai investasi sejak muda.
Mungkin ketika kita masih muda, kita merasa investasi itu tidak pentinglah, lebih baik nikmati hidup saja dulu.
Toh kan kita juga baru menyelesaikan pendidikan, mulai pegang uang sendiri, masa sih kita ga nikmatin?
Pola pikir ini yang membuat kebanyakan anak muda seringkali menunda untuk investasi.
Mereka merasa nanti ajalah investasinya, jika gajinya sudah aga gedean.
Namun ketika gajinya naik, ternyata kebutuhannya juga naik.
Rencana investasipun hanya tinggal rencana.
Hingga akhirnya mereka kehilangan waktu yang berharga untuk investasi.
Saat kamu berusia 20-an, hidup mungkin terasa begitu menyenangkan.
Kamu baru lulus kuliah, masuk dunia kerja, menikah, dan sebagainya.
Boleh dibilang itu merupakan periode kehidupan yang penuh dengan harapan.
Namun di sisi lain, kamu perlu mengatur keuangan yang lebih baik.
Salah satunya yaitu soal investasi.
ketika bicara soal investasi, waktu merupakan teman terbaik kamu.
Tentu saja ketika kamu muda, mungkin kamu tidak bisa menyisihkan banyak waktu untuk di investasikan.
Penghasilan kamu mungkin belum cukup besar.
Namun kamu punya sesuatu yang tidak dimiliki kebanyakan orang di periode kehidupannya yaitu waktu.
Jika kamu bisa menggunakannya dengan baik,
maka ini bisa menjadi sebuah keuntungan terbesar, dalam membangun kekayaan jangka panjang.
Mungkin sekarang kamu mulai bersemangat untuk investasi.
Namun kamu bingung harus mulai dari mana?
Mungkin instrumen investasi yang bisa kamu coba adalah investasi saham.
Di jaman sekarang, investasi saham tidak lagi merupakan hal yang sulit.
Dulu, kamu harus datang ke sekuritas untuk membuka rekening saham.
Namun sekarang sudah sangat mudah. Kamu bisa memulainya secara online.
Ada contoh yang menarik, bagaimana memulai investasi saham sejak dini, bisa memberikan efek yang luar biasa.
Misalnya begini,
Kamu menyisihkan 100 ribu rupiah per bulan, di mulai dari usia 21 tahun,
untuk diinvestasikan ke dalam instrumen investasi, yang memberikan bunga 8% per tahun.
Maka ketika kamu berusia 65 tahun, dana yang kamu miliki sudah bernilai 447 juta rupiah.
Inilah pentingnya investasi sedari muda.
Mungkin pertanyaannya seperti ini :
Kenapa sih kita harus investasi?
Kenapa ga nabung aja?
Misalnya kita ingin membeli rumah, mobil atau liburan ke luar negri.
Coba pertanyaannya seperti ini:
Apakah 5 hingga 10 tahun lagi, harganya masih sama?
tentu saja tidak kan?
Sebagai gambaran, pada tahun 1990 an sebungkus mie instan masih seharga 500 perak.
Namun sekarang, harga mie instan sudah hampir 3000 rupiah padahal barangnya masih sama.
Ini yang dinamakan sebagai inflasi.
Ketika harga barang semakin naik, dan nilai uang semakin turun.
Efek lainnya, bunga dari uang yg kita tabung di bank ternyata tidak cukup tinggi untuk menyamai inflasi yg kita hadapi setiap tahunnya.
Itulah alasannya kita butuh belajar soal investasi.
Agar mampu menghasilkan keuntungan yang cukup tinggi,
untuk mencapai tujuan keuangan yang kita inginkan.
Riset bursa efek indonesia menunjukkan, selama periode 10 tahun dari 2006 hingga 2016,
investasi saham merupakan instrumen investasi yang paling menguntungkan.
Sebagai perbandingan, tabungan memberikan keuntungan 2,43% per tahun,
deposito memberikan 6,94% per tahun, emas memberikan 8,37% per tahun,
obligasi negara memberikan 9,28% per tahun, dan saham memberikan 17,67% per tahun.
Ketika kamu berinvestasi di usia muda, kamu bisa belajar untuk mengambil beberapa resiko yg diperhitungkan.
Penting juga untuk memiliki ekspektasi yg realistis terhadap investasi.
Jangan berharap setiap investasi akan memberikan imbal hasil 50%.
Ketika pasar dan ekonomi berjalan dengan baik, mungkin saja ada saham pilihan kamu yg mampu memberikan keuntungan sebesar itu dalam waktu singkat.
Namun perlu diingat, saham dengan tipe tersebut biasanya cukup fluktuatif.
Dan bisa juga mengalami perubahan harga yang drastis.
Menjadi realistis sangat penting, agar kamu tidak buru-buru mengambil uang yg kamu investasikan.
Karena kamu merasa keuntungannya kecil.
Selain itu, salah satu langkah penting adalah menentukan apa tujuan investasimu.
Tujuan ini nantinya, akan memudahkan kamu dalam membuat keputusan keuangan.
Entah berapa besar uang yg harus kamu investasikan setiap bulan,
atau di instrumen keuangan apa untuk kamu investasikan.
Jangan lupa tentukan jangka waktu untuk mengejar tujuan tersebut.
Apakah itu jangka pendek, menengah, atau jangka panjang.
Setiap orang pasti punya tujuan keuangan yang berbeda.
Misalnya kamu berusia 20-an yg berinvestasi untuk pensiun, tentunya punya jangka waktu yang berbeda,
dengan orang berusia 40-an hingga 50-an.
Ingat, yg paling penting tujuan tersebut harus realistis ya.
Optimis kalau strategi investasi kamu bisa menghasilkan keuntungan yg besar memang baik.
Tapi terlalu optimis bisa berbahaya.
Kamu bisa saja gegabah untuk terlalu sering memindahkan investasimu,
dari satu instrumen ke instrumen lainnya.
Sehingga hal ini malah menjadi tidak efektif, dan efisien.
Terakhir, evaluasi dan sempurnakan rencana keuanganmu secara berkala.
Kondisi keuangan setiap orang mungkin saja berubah.
Misalnya lahir anggota keluarga yang baru.
Kamu atau anggota keluarga yang lain ada yang sakit dan membutuhkan dana yang besar.
Atau bisa juga kamu pindah kerja dan mendapatkan kenaikan gaji secara signifikan.
Perubahan tersebut tentunya sedikit banyak bisa berdampak pada tujuan keuangan yang sudah kamu tentukan sebelumnya.
Coba evaluasi lagi dan sesuaikan dengan kondisi terkini.
Sebelum mulai investasi, mungkin kamu perlu menyiapkan beberapa hal dulu.
Banyak ahli keuangan pasti setuju kalau ada beberapa fondasi keuangan yg harus kamu penuhi dulu sebelum mulai berinvestasi.
Yaitu dana darurat dan membayar hutang.
Dan darurat sangat penting apabila muncul kejadian tidak terduga.
Misalnya kamu harus membayar biaya pengobatan, tiba-tiba di PHK, dan sebagainya.
Biasanya dana darurat itu sekitar 3-6 bulan dari total pengeluaran bulanan.
Usia muda merupakan momen emas untuk berinvestasi.
Jangan sia-siakan waktu yang berharga dengan tidak mempersiapkan masa depan.
