Mungkin sebagian dari kamu pernah denger, kalau harga Bitcoin itu sempat naik gila-gilaan selama 10 tahun terakhir. Padahal pas awal mulai diedarin harga 1 bitcoin itu ga nyampe 100,- pokoknya murah banget deh seolah-olah ga ada nilainya. Tapi seiring berjalannya waktu, harga bitcoin itu terus melonjak, dari beberapa puluh rupiah, jadi beberapa ratus rupiah, naik lagi sampai beberapa ribu rupiah. Sampai harganya itu tembus jutaan rupiah. Dan pada puncaknya di tanggal 14 Desember 2017 1 bitcoin itu sempat nyampe di harga 260 juta rupiah. Coba kamu bayangin deh, 1 bitcoin yang tadinya dihargain kurang dari 10,- naik jadi 260 juta rupiah dalam waktu 7 tahun. Makanya banyak orang yang nyesel, coba aja dulu beli bitcoin pas harganya masih murah.
Mereka yang beli dan tetep nyimpen bitcoin pasti udah jadi miliarder atau jadi triliuner. Tapi di sisi lain, ada banyak juga orang yang jatuh bangkrut gara-gara bitcoin. Kebanyakan mereka yang bangkrut itu adalah mereka yang ikut-ikutan membeli bitcoin pas harganya itu udah tinggi banget. Karena tergiur sama kenaikan harga bitcoin yang fantastis. Mereka cuma berspekulasi kalau harganya itu bakalan terus naik tapi ga paham apa itu bitcoin. Mereka itu panik ngeliat fluktuasi harga yang turun naik secara drastis. Dan akhirnya terpaksa jual bitcoin mereka di harga yang jauh lebih murah dibanding harga waktu beli dan akhirnya mengalami kerugian yang parah.
Sampai sekarang masih banyak orang yang ngomongin bitcoin. Tapi hanya sebatas kenaikan dan penurunan harga yang tinggi. Jarang banget ada yang bener-bener paham apa itu cryptocurrency secara umum dan khususnya bitcoin. Nah disini aku ga bahas mengenai fluktuasi harganya. Justru aku mau ngebahas mengenai sejarah bitcoin. Dan sebetulnya apa sih tujuan utama pembuatan bitcoin? Apa fungsinya? Dan apa kelebihan serta kekurangannya bitcoin?
Sejarah cryptocurrency dan Bitcoin.
Cryptocurrency itu apa sih? Sesuai namanya cryptocurrency itu adalah bentuk simpanan digital yang proses transfernya itu pakai teknik kriptografi atau sandi rahasia. Peredaran cryptocurrency ini tuh ga dikendalikan oleh 1 lembaga kaya bank sentral ataupun perusahaan tertentu. Melainkan dengan server yang terpencar-pencar yang sifatnya terdesentralisasi. Sebetulnya ngapain sih bikin cryptocurrency? Emang ada yang salah ya sama sistem keuangan tradisional?
Para penggagas awal mula cryptocurrency ini punya pemikiran kalau perputaran uang dalam ekonomi itu harusnya bisa dilakukan setiap orang secara independen. Tanpa harus melalui pihak ketiga yang jadi perantara. Kaya bank atau perusahaan penyedia dompet digital. Dan proses penerbitaannya pun ga dimonopoli oleh 1 institusi kaya bank sentral. Karena, kalau ada pihak ketiga yang jadi perantara, proses ekonomi yang terjadi tuh dimonitor dengan ketat. Distribusi dan peredaran uang juga dikendalikan pakai suku bunga. Dan proses penerbitan uangnya dimonopoli sama bank sentral. Ga cuma itu aja, layanan penyimpanan atau proses transferpun dikenakan biaya yang lumayan mahal sama pihak bank. Nah cryptocurrency ini hadir dan nawarin solusi supaya setiap orang itu bisa ngelakuin proses transaksi ekonomi secara independen. Pakai sistem yang ga bisa dikendalikan oleh siapapun. Tapi punya jaringan yang bisa mendokumentasikan setiap transaksi secara otomatis tanpa harus ada institusi yang mengelola. Menarik banget ya idenya.
Sebetulnya gagasan awal cryptocurrency ini tuh sudah ada sejak tahun 98, tapi saat itu secara teknis ini tuh belum bisa diimplementasikan. Karena kalau ga ada pihak yang mencatat setiap transaksi, setiap orang jadi bisa menduplikasi uang digital sebanyak mungkin. Nah masalah itu akhirnya diselesaikan tahun 2008 sama orang yang misterius banget dan pakai nama samaran yaitu Satoshi Nakamoko. Dengan pakai teknologi blockchain. Di bulan Januari tahun 2009 konsep cyrptocurrency dengan teknologi blockchain ini diluncurkan untuk pertama kalinya dan dikasih nama Bitcoin. Bisa dibilang, bitcoin ini adalah cryptocurrency pertama yang sukses dibuat. Terus gimana ceritanya bitcoin bisa menghubungkan banyak orang dan setiap orang bisa bertransaksi pakai bitcoin?
Pertama, bitcoin itu harus punya jaringan, tapi jaringan itu ga boleh terpusat di 1 server. Ga boleh dikelola sama 1 perusahaan. Ga boleh ada yang kendalikan. Emang kenapa sih bitcoin ga boleh ada yang kendalikan? Karena kalau bitcoin itu bisa dikendalikan oleh 1 pihak, ujung-ujungnya sama aja kaya uang digital saat ini yang dikendalikan sama bank sentral ataupun oleh server perusahaan tertentu. Terus caranya gimana? Caranya adalah dengan bikin banyak komputer rumahan di seluruh dunia untuk jadi server. Yang terpencar-pencar dan berfungsi untuk menyimpan, merekam dan mengkonfirmasi seluruh data transaksi bitcoin.
Para penggagas awal bitcoin kaya Satoshi, Hal Finney, Gavin Andresen, dkk itu mulai mempopulerkan konsep ini dengan cara ngebujuk temen-temennya untuk jadi server-server bitcoin.
Gimana caranya supaya sebuah komputer bisa jadi server bitcoin? Komputer itu tuh ditugasin untuk menyelesaikan sandi matematika di jaringan blockchain. Kalau komputer tersebut bisa menyelesaikan 1 sandi matematika tersebut, komputer itu akan dapat hadiah berupa bitcoin. Selain itu, komputer tersebut juga bakal berfungsi sebagai server diantara banyak jaringan server lainnya yang bertugas untuk merekam dan mengkonfirmasi proses transfer bitcoin di seluruh dunia. Itu sebabnya kenapa jaringan ini dinamakan blockhchain. Dan orang-orang yang mengoperasikan komputer itu sering disebut sebagai bitcoin minners atau penambang bitcoin. Dengan adanya jaringan server yang terpencar-pencar atau blockchain, transaksi bitcoin itu bisa dilakukan secara independen. Tanpa harus melalui perantara bank atau perusahaan tertentu.
Nah inilah nilai jual fungsional dari bitcoin itu sendiri. Misalkan kamu mau transfer uang dari indonesia ke negara lain, kamu itu bisa transfer lewat bank atau institusi keuangan tertentu dan bayar biaya layanan. Proses ini tuh makan waktu beberapa jam. Atau bahkan beberapa hari kerja. Belum lagi, diperlukan kehadiran institusi keuangan dari pihak pengirim maupun penerima di lokasi geografis masing-masing. Dengan cryptocurrency, semua orang itu bisa melakukan transfer dari seluruh dunia cuma dalam waktu beberapa menit doang. Tanpa perlu ada perantara sama sekali. Karena yang melakukan verifikasi transfernya itu adalah jaringan blockchain yang terpecah-pecah di seluruh dunia.
Sayangnya penggunaan cryptocurrency ini tuh banyak berbenturan sama hukum. Jadi ada banyak persepsi negatif terkait cryptocurrency khususnya bitcoin. Di fase awal, bitcoin itu sempet populer dan dipakai sebagai mata uang darkweb buat transaksi barang-barang ilegal. Dan sebagai instrumen donasi ke wikileaks. Sebuah media yang menyajikan data rahasia pemerintah. Makanya satoshi itu pernah bilang seperti ini “it would have been nnice to get this attention in any other context. Wikileaks has kicked the hornest’s nest. and the swarm is headed towards us” sebelum akhirnya ia menghilang dan ga ada yang tau identitasnya sampai sekarang. Terlepas dari itu, penggunaan bitcoin itu terus naik dengan fantastis sejak Maret 2010. Ketika coinmarket.com itu mulai beroperasi sebagai bitcoin exchange pertama di dunia.
Di bulan Mei 2010, Laszlo Hanyecz seorang programmer dan penggiat cryptografi, buat pertama kalinya melakukan transaksi konsumsi pakai bitcoin. Dia itu minta member di sebuah forum buat beli 2 box pizza dan ia bayar orang tersebut sebesar 10,000 bitcoin. Saat itu, harga 1 bitcoin itu kira-kira sekitar 50,- doang dan harga 2 box pizza itu setara dengan 500,000 rupiah. Tapi saat artikel ini dibuat, nilai dari 10,000 bitcoin itu setara dengan 1,3 triliun rupiah. Bayangin deh kenaikan harga bitcoin sejak pertama kali beredar itu udah jutaan persen.
Mungkin kamu penasaran, apa sih yang bikin harga bitcoin naik tinggi banget? Sesuai hukum ekonomi, kenaikan harga sebuah entitas selalu disebabkan oleh 2 hal, pertama, banyaknya permintaan terhadap entitas tersebut. Kedua, keterbatasan atau kelangkaan dari entitas tersebut. Dari sisi kelangkaan, satoshi nakamoto dan para programmer awal itu ngebatesin jumlah bitcoin. Maksimal 21 juta unit bitcoin, dan jumlah tersebut itu baru akant tercapai di tahun 2140. Jadi bisa dibilang, jumlah bitcoin itu terbatas dan ga ada seorang pun yang bisa memproduksi lebih dari jumlah tersebut. Dari sisi permintaan, penggunaan bitcoin itu mulai marak sebagai mata uang dan komoditas yang diperjualbelikan di bursa cryptocurrency. Dengan volume transaksi yang baik dari tahun ke tahun.
Kamu perlu tau juga nih, salah satu kelemahan bitcoin itu adalah fluktuasi nilainya yang sangat agresif. Bayangin deh, saat bitcoin menyentuh harga tertingginya di Juni 2011, harganya itu turun 93%. Begitu juga ketika bitcoin menyentuh harga $1200 di November 2013, harganya itu turun 83% jadi $200 di bulan Maret 2015. Dan waktu harga bitcoin menyentuh rekor $19000 di akhir tahun 2017, harga nya itu sempet turun 84% jadi $3000 di Desember 2018. Makanya, terlepas dari banyaknya cerita manis yang kita dengar dari para investor penambang bitcoin, ga jarang juga kita dengar berita buruk dari banyak orang yang mengalami kerugian besar bahkan bangkrut. Gara-gara berspekulasi saat melakukan transaksi jual bei cryptocurrency.
Karena fluktuasi harga yang tinggi ini, ga jarang juga pelaku pasar modal dan trader forex di seluruh dunia ikut berpartisipasi. Dalam perdagangan cryptocurrency buat dapetin keuntungan berupa capitalgain. Di indonesia sendiri bitcoin itu berstatus sebagai komoditas aset digital yang bisa diperjualbelikan. Tapi belum diakui sebagai alat pembayaran yang sah. Sampai saat ini, udah ada banyak platform yang bisa dipakai buat beli dan jual bitcoin di indonesia pakai mata uang rupiah.
Pertanyaannya, gimana sih masa depan bitcoin atau cryptocurrency yang lain? Kaya ethereum, bitcoincash, litecoin, dll. Kita ga akan pernah tau apa yang bakal terjadi di masa depan. Sejauh mana cryptocurrency ini bisa diterima oleh publik dan penggunaannya bisa semakin aktif. Atau malah cryptocurrency ini cuman sebatas pada aset digital yang diperjualbelikan dan harganya itu bakalan terus berfluktuasi berdasarkan spekulasi doang? Satoshi sendiripun pernah bilang “i’m sure that in 20 years there will either be very large transaction volume or no volume. Nah pada saat kamu baca artikel ini di masa depan, berapa ya harga bitcoin saat itu? Tulis di kolom komen ya. Apa bitcoin bisa nembus harga tertingginya? Atau malah harganya jatuh sampai malah ga bernilai lagi?