Pernah ga sih kamu berfikir kalau hidup kamu gini-gini aja? Merasa kalau kamu itu sudah terlalu telat untuk memulai sesuatu apalagi berprestasi. Kalau lihat ke orang lain, ko ada anak muda berumur 20 tahunan sudah menjadi juara dunia di sepakbola. Atau contoh lainnya pemain bulu tangkis yang masih muda sudah menjadi bintang di kejuaraan internasional. Atau mungkin dari contoh-contoh terdekat. Teman-teman kamu yang memenangkan banyak perhargaan dan perlombaan, memiliki nilai akademis yang sempurna, penghasilan besar di umur muda, atau memiliki jaringan koneksi yang luar biasa. Kamu hanya bisa melihat orang-orang hebat itu dari layar kaca. Dan hal tersebut membuat kamu berpikir ko aku masih gini-gini aja ya.
Udah hidup sekian tahun tapi ko belum ada pencapaian sama sekali.

Nah kali ini saya mau ngajakin kita bareng-bareng untuk merenungi kembali hal apa saja yang bisa bikin kita ngerasa kalo hidup kita gini-gini aja. Ada 4 alasan yang bisa dipaparkan yang mungkin kamu juga ngerasain hal ini.

Pertama, ga ada target yang jelas. Saya rasa kita sama-sama setuju kalau dalam hidup itu target sangatlah penting. Kalau kamu ga punya target akhir atau cita-cita maka seolah-olah kamu sedang hidup di dalam kegelapan yang sunyi senyap. Kamu ga bisa melihat sedang berjalan ke arah mana, dan akan kesusahan apabila terjebak di suatu rintangan. Target dan tujuan yang ingin kamu capai itu awalnya bagaikan cahaya yang sangat kecil dan jauh. Tapi memberitahu kamu ke arah mana kamu harus bergerak. Semakin kamu berlari ke arah cahaya tersebut semakin besar cahaya nya di dalam pandangan kamu. Ketika kamu terjebak di dalam suatu rintangan, cahaya itu bisa menerangi jalan keluar dari rintangan tersebut. Dan memberikan dorongan motivasi atau harapan untuk terus berjalan ke arahnya. Agar pada akhirnya kamu bisa di dalam dunia yang setidaknya tidak segelap ketika kamu tidak memiliki tujuan dari awal.

Kedua, tidak menata prioritas. Salah satu penyebab kita tidak maju-maju adalah kita sering salah menentukan prioritas kita. Baik dalam tahunan bulanan mingguan bahkan harian. Sehingga keseharian waktu kita banyak dihabiskan dengan menentukan hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan impian kita sebenarnya. Dari buku the one thing, kita justru sangat dianjurkan untuk mencurahkan waktu dalam sehari untuk mengerjakan salah satu hal yang paling penting untuk mencapai mimpi kita.

Ketiga, terlalu fokus ingin menjadi nomor 1. Ingin menjadi nomor 1 memang sangat positif. Namun kalau kamu terfokus pada setiap kemenangan-kemenangan kecil, tanpa menikmati perjalanan saat kamu berkembang, kamu akan sulit untuk bangkit ketika dilanda sebuah kegagalan yang menyakitkan. Kecuali kalau kamu punya motivasi dan energi yang sangat kuat ya. Kita tidak perlu menjadi perfeksionis dan jadi yang terbaik dalam segala hal yang kita lakukan. Karena itu tidak akan mungkin terjadi. Saya bisa bilang jangan punya mimpi tinggi dan ingin menjadi yang terbaik. Tetapi bagaimana kita mencapai mimpi tersebutlah yang penting untuk diperhatikan. Kabar buruknya, kita akan mengalami ribuan bahkan jutaan kegagalan dalam proses menuju tujuan akhir. Penting bagi kita untuk tetap tenang dan berusaha sebaik mungkin untuk mencapai hasil yang lebih baik dari sebelumnya. Walaupun hasil tersebut bukan yang terbaik. Karena pada akhrnya, yang terpenting adalah tujuan akhir. Bukan kemenangan-kemenangan kecil yang mungkin tidak berarti di dalam beberapa tahun atau bulan dalam perjalanan hidup kita.

Keempat, merasa sombong. Kalau kamu masih merasa hidup kamu gini-gini aja coba deh diinget-inget, apakah sehari-hari kamu secara sadar merendahkan orang lain dan menolak kebenaran nasihat orang. Terkadang, kita merasa bahwa kita sudah lebih baik dan benar dari orang lain. Hingga suatu saat kita melihat orang lain menggapai kesuksesan yang luar biasa dan meninggalkan kita bengong melihat pencapaian mereka. Saat itulah kita sadar bahwa kesombongan di awal yang menyebabkan kita tertinggal jauh dari mereka. Kesombongan dan gengsi menghambat kita untuk belajar lebih banyak hal dan menutupi kekurangan dari diri kita. Jangan merasa benar dan sok tau, kita menolak kritik, nasehat atau ilmu dari orang lain yang sebenarnya dapat membantu kita menjadi lebih baik.

Membanding-bandingkan kehidupan kamu dengan orang lain sesungguhnya adalah suatu penghinaan untuk diri kamu sendiri. Kita lahir dari orang tua yang berbeda, lingkungan berbeda, hobi berbeda, teman berbeda, segalanya berbeda dengan orang lain. Tapi mau bagaimanapun itu, kamu tetap punya pilihan untuk membuat hidup kamu lebih baik lagi. Karena ga ada orang lain yang akan melakukan hal itu selain diri kamu sendiri.

Leave a Reply

Your email address will not be published.