Kalian mungkin pernah berpikir sudah berusaha tapi kok belum mendapatkan hasil yang memuaskan ya. Sudah kerja ini itu tapi ga ada yang berhasil. Kalau pintu rejeki kita belum terbuka, saya yakin 100% mungkin bukan karena malaikat lupa membawa kunci pintu rejeki kita. Tapi masalahnya mungkin saja ada pada diri kita sendiri. Seperti sebuah kutipan yang menyatakan : i am the only problem i have, and i am the solution. Saya adalah satu-satunya masalah yang saya punya, dan saya adalah solusinya. Masalahnya mungkin bukan karena kurangnya uang, bukan karena kurangnya skill, bukan karena kurangnya kesempatan juga. Tapi ada yang kurang dalam pola pikir kita dalam mindset kita.
Ternyata kita sendiri yang menghalangi diri kita untuk sukses. Ada pribadi lain dalam diri kita yang menghalangi diri kita untuk berhasil. Dan pribadi kita yang lain itu punya berbagai macam cara untuk meracuni kita, menghancurkan citra diri dan masa depan kita. Saya yakin, setiap manusia, setiap dari kita mempunyai dark side atau sisi gelap. Sisi yang tersembunyi dari kesadaran manusia. Carl Jung seorang psikolog ternama menyebutkan ada sisi gelap dalam kepribadian manusia , tempat dimana semua yang kita anggap inferior, jahat, semua yang kita anggap ga layak, berkumpul disitu. Dalam dunia psikologi, Carl Jung menyebutnya dengan shadow. Dan sekarang kita akan hadirkan sisi gelap kita bukan untuk menghapus sisi gelap kita tapi untuk mengenali keberadaannya. Kita gabisa mengeliminasi atau menghapus sisi gelap kita karena pribadi itu ga lain dan ga bukan ya diri kita sndiri. Sisi gelap kita adalah bagian yang ga terpisahkan dari diri kita. Kita hanya perlu menyadari keberadaannya. Dengan menyadari keberadaannya, kita tau kita sedang dikuasai oleh sisi gelap kita atau sisi terang kita. Menyadari sisi gelapmu saja, akan membuatmu menjadi pribadi yang ga berdaya dalam kehidupan. Akan membuat kamu menjadi pecundang. Dan hasilnya sisi gelapmu itu akan memakan pribadi terangmu. Akhirnya pintu rejekimupun tertutup.
Kamu jadi mengalami banyak kesulitan, yang seolah ga bisa kamu atasi. Sementara menyadari sisi terangmu saja, akan membuatmu menjadi naif, over motivasi dan lucunya malah bisa membuatmu mengambil keputusan yang salah. Karena optimisme yang kebablasan. Menyadari keduanya, akan membuatmu menjadi pribadi yang lebih bijak.
Daripada kita kebablasan tentang psikologi, lebih baik kita bongkar saja ya modus-modus dari sisi gelap kita yang membuat pintu rejeki kita terhambat.
Yang pertama, ia akan menanamkan sebuah sikap buruk.
Sikap yang ga memberdayakan. Sikap yang buruk itu seperti arogan, sombong, sulit diajak kerjasama, kasar, penuh curiga, menjelekkan orang lain, takut, minder, mengadudomba, dll. Sikap inilah yang membuat pintu rejeki kita ga bisa terbuka lebar. Padahal untuk menjadi sukses, kita harus punya pribadi yang positif, pribadi yang memberdayakan kita. Intinya sikap yang membuat orang lain merasa nyaman dengan kita. Ini saatnya kita mengkoreksi diri kita sendiri. Kalau kita sering mengalami konflik dengan orang lain, sering bertengkar, sering salah paham, mungkin ada yang salah dengan sikap kita. Sebelum kita mencari kesalahan orang lain, yu koreksi diri sendiri. Jangan-jangan kita sendiri akar permasalahannya.
Yang kedua, kurang integritas. Integritas dalam bahasa simpelnya adalah menjunjung tinggi nilai kebenaran dan kejujuran. Banyak sekali orang berbakat ga bisa naik level karena kurang integritas. Misal baru dipercaya jadi manajer sudah nyuri uang setoran. Gimana mau dipercaya jadi direktur atau bahkan owner perusahaan? Baru dipercaya untuk membuat sebuah produk, eh hasilnya malah dikurangi kualitasnya. Beda jauh dibandingkan sampelnya. Baru dipercaya untuk dimodali usahanya, uangnya malah dipakai untuk keperluan lain. Kalau seperti ini gimana mau dapat investor yang lebih besar? Saat dipercaya lebih bukannya kerjakan dengan baik, tapi malah membuat orang lain jadi kecewa. Ya gimana mau naik level? Gimana mau pintu rejekinya dibuka lebih lebar? Ya miskin aja terus. Memang lebih baik orang yang seperti ini miskin terus. Sebelum ia punya kesempatan makan korban yang jauh lebih banyak lagi.
Yang ketiga, visualisasi yang buruk. Mengapa hal buruk terjadi di dalam kehidupan kita. Karena kita secara sadar ataupun ga sadar sudah mengundang kejadian buruk itu masuk bermanifestasi di dalam kehidupan kita. Dengan cara punya cara pandang yang buruk tentang kehidupan. Misal kalau kita selalu membayangkan gagal closing, ya kita sedang memanifestasikan gagal closing beneran. Membayangkan kejadian buruk menimpa usaha kita, ya cepat atau lambat kejadian buruk akan terjadi beneran. Atau membayangkan kalau kita ini ga layak dan punya pikiran memang kita ini ditakdirkan menjadi orang yang kekurangan. Kalau kita punya pikiran seperti itu, ya itu juga yang akan bermanifestasi di dalam kehidupan kita. Perasaan ga layak ini sering juga disebut sebagai mental block. Mental block yang diinstal oleh sisi gelap kita sendiri. Bayangkan kehidupan kita ini seperti sebuah layar tv, yang akan menayangkan sesuatu berdasarkan pikiran kita. Bayangkan pikiran kita seperti sebuah kaset video atau DVD. Tv kita, kehidupan nyata kita, akan menayangkan film berdasarkan pilihan DVD kita, atau pikiran kita. Karena pikiran kita ini bertindak seperti magnet dan akan menarik sesuai dengan apa yang kita pikirkan. Jadi daripada kita selalu memikirkan hal-hal yang negatif, lebih baik kita memikirkan hal-hal yang positif dan hal-hal yang memberdayakan kita. Hal-hal yang memotivasi kita.
Yang keempat, keputusan yang buruk. Sisi gelap kita menyelinap dan mengantar kita menuju ke keputusan yang buruk. Utamanya keputusan-keputusan yang seharusnya kita perlu waktu lebih lama untuk berpikir. Misalkan seharusnya kamu berpikir matang, sebelum memutuskan resign. Seharusnya kamu berpikir ulang sebelum gosipin temen kantor yang belum tau validitas kebenaran beritanya. Sisi gelap kita seringnya memanfaatkan emosi kita. Saat emosi kita sedang mendominasi, sisi gelap kita akan mudah memanfaatkannya. Dan membuat kita mengambil keputusan bodoh. Emosi negatif adalah sahabat terbaik sisi gelap kita. Sisi gelap kita seringnya memanfaatkan emosi kita. Makanya saya punya prinsip, saya ga mau memutuskan sesuatu pada saat emosi saya sedang mendominasi.
Yang kelima, kurang berbuat baik. Kalau kita berbuat baik, beramal, membantu orang lain, sebenernya perbuatan kita itu ga sia-sia kok. Ya kamu ga perlu menunjukkan kalau kamu sudah memberi. Kalau kamu menunjukkan berarti kamu pencitraan. Dan mungkin ada modis lain dibalik memberinya kamu itu. Tapi saya percaya di alam yang lain, perbuatan baik kita itu seperti pelumas yang membuat pintu rejeki kita terbuka lebih lebar.
Itu dia penghambat pintu rejeki yang mungkin disebabkan oleh diri kita sendiri. Yang pertama adalah sikap buruk, yang kedua kurangnya integritas, yang ketiga visualisasi cara pandang yang buruk tentang kehidupan, yang keempat keputusan yang buruk, yang kelima kurang berbuat baik. Kalau menurut kamu ada lagi ga? Tulis di kolom komentar ya.
Dukung kita di trakteer.id (klik disini)
Background photo created by freepik – www.freepik.com