Ini opini ya, saya tidak ada masalah dengan industri forex, perdagangan berjangka dsb, saya tidak pernah ada masalah dengan mereka. Sekali lagi ini adalah pilihan. Jadi saya ga bicara mana bener mana salah ini murni sudut pandang saya. Mengapa saya tidak mau bermain forex, mengacu kepada sebuah kisah nyata yang terjadi di september 2008 di surabaya.
Jadi saya akan menjelaskan sudut pandang saya, opini saya, saya mau menuliskan kisah nyata ya.
Jadi judulnya bunuh istri dan dua anak lalu bunuh diri.
Seminggu sebelum lebaran, polisi harus dibuat kerja ekstra keras. Setelah rabu pagi 25 september, satu keluarga penuh satu istri berikut dua anak masih balita ditemukan tewas terbunuh di dalam kamar mereka sendiri di surabaya. Orang yang pertama menemukan adalah pembantu yang berada di sana. Ketika mereka heran kenapa hari itu begitu terang padahal pukul setengah 6 pagi sang majikan belum bangun. Padahal biasanya pukul setengah 5 sudah bangun. Penasaran, maka pembantu tersebut melongok ke dalam jendela kamar, baru saja menyingkap gorden jendela, dia berteriak dan menangis histeris. Butuh waktu berapa menit menyadari bahwa majikannya tergeletak bersimbah darah. Pembantu tersebut langsung menghubungi polisi yang kemudian segera datang. Aparat yang berbaju cokelat harus mendobrak pintu kamar karena teralis jendela dalam keadaan terkunci.
Setelah terbuka pemandangan yang terlihat sungguh menyayat hati. Empat mayat bergeletak dengan bersimbah darah hingga usus terburai. Di tembok kamar maut tersebut ada sebuah tulisan yang ditulis oleh darah, diduga kuat ditulis oleh juragan kepala rumah tangga tersebut yang bertuliskan aku diakalin oleh orang saja. Entah apa maksudnya petugas masih belum tau maksudnya.
Berita ini belum selesai silahkan anda cari sendiri di google ya karena saya ga sampai hati untuk menuliskannya disini.
Sekarang saya mau cerita , berita ini tidak tau pastinya kenapa dia bunuh diri dan istri serta anak-anaknya. Namun diduga kuat bahwa ia kalah main forex. Loh apakah gara-gara kisah ini kenapa saya gamau bermain forex? Tidak. Karena forex itu kan berbicara tentang futures. Sekali lagi saya tidak bermasalah dengan futures manapun, saya tidak sebut merek futures manapun tapi sekali lagi saya ga ada minat. Itu aja..
Futures itu adalah 90% uang orang akan kehilangan 90% uang dalam 90 hari. Itu berarti dalam 10 orang, ada 9 orang yang akan kehilangan uangnya dalam 3 bulan akan kehilangan uangnya hampir 90%. Saya mempunyai bukti sendiri. Jadi ada saudara, dia berkerja di salah satu perusahaan forex perusahaan berjangka. Bukan sekuritas ya, sekuritas dengan forex itu berbeda. Sekuritas itu ke saham tapi forex itu ke komoditi berjangka, pialang berjangka dsb. Karena dia baru saja lulus, dia bilang pengen cari klien, saya kasih 10 juta. Testing main. Kita mau lihat 10 juta ini mau jadi uang berapa. Dan anda tau, seperti kita duga sebelumnya, 10 juta itu dalam waktu 2 hari , uang 10 juta naik jadi 15 juta. Anda seneng ga? Seneng kan, wah untung ini forex exchange. Ini menggunakan mata uang US, mata uang Singapur, mata uang apa apa apalah. Dan siapapun kalau uangnya 10 juta jadi 15 juta pasti senang. Nah biasanya manusia ini akan tumbuh greedy atau rasa tamaknya. Ketika jadi 15 juta apakah kamu akan tanam uang lebih banyak? Biasanya demikian. Tapi saya bilang tidak. Biarkan 10 juta itu bertumbuh. Saya mau tau 10 juta itu jadi berapa. Karena saya sudah menduga , betul saja, anda tahu di hari ke 3 uang 10 juta itu habis tidak bersisa.
Kemudian saya ditawarkan sama marketingnya. Mau ga kalau top up. Istilahnya itu top up. Kalau top up kemungkinan 10 jutanya akan kembali. Kalau ga top up maka 10 juta nya melayang. Itu tawaran semua marketing seperti itu. Karena saya sudah tau dasar teori tersebut, bahwa futures yang diinvestasikan itu 90% adalah di masa depan, 1% saja yang di saham. Saya bilang sama marketingnya, saya bilang biarin aja hilang. Karena saya tidak tamak. Nah itulah alasan saya tidak mau terlibat di forex. Terus hubungannya apa sama cerita almarhum yang tadi? Orang ini kalah forex. Saya tidak tau kronologis pastinya. Tetapi kalau membaca kisah horor ini, menurut rumors, feeling saya kalau orang bermain forex, misal 10 juta dia habis , dia top up lagi 10 juta. Karena dia gamau 10 jutanya hilang. Jadi dia masuk 20 juta. 20 Juta ini tiba-tiba melayang lagi jadi 25 juta. Dia happy. 20 juta ini kadang orang pengen top up lagi. Habis. Masuk lagi 20. Nah inilah kisah dari orang yang berada di forex, sekali lagi saya tidak ada tendensi menyerang perusahaan forex manapun, atau perusahaan futures manapun. Ini murni pengalaman sendiri.
Tapi ada ga orang yang berhasil di forex? Ada. Mungkin kurang dari 10%. Tapi saya gamau jadi yang 10% tersebut. Karena jam tidurnya kebalik. Misal sekarang ada robot, ada trading ada ini itu,, no no.. Saya tidak berminat. Mengapa? Karena saya punya bisnis sendiri. Saya mau berusaha di bisnis saya sendiri. Perusahaan saya bisnis saya masih jauh lebih menghasilkan dibanding saya harus terlibat di perusahaan seperti itu.
Nah sasarannya adalah para newbie.. Yang mana dia punya uang, akhirnya dia seneng keranjingan dia tidak konsen dengan pekerjaannya dan akhirnya dia mendapatkan uang cepat dari hal tersebut.
Saya beritahu ya kawan-kawan semuanya. Easy come easy go. Dunia ini adil. Datang cepat hilangpun juga cepat. Belajar dari kisah almarhum yang diatas tadi yang sangat tragis sekali. Sudah jelas betapa frustasinya orang itu kalau sudah kalah forex. Dan saya menduga dia menggunakan uang yang semestinya untuk berbisnis, atau uang tabungan atau jangan-jangan dia menggadaikan sertifikat rumahnya. Sekali lagi saya tidak tau pasti tapi ini dugaan saya, semuanya untuk forex. Karena top up tadi. Top up top up top up. Yang mungkin anda iseng-iseng bermain 10 juta, jangan-jangan bisa keseret 1M. 1M jangan-jangan keseret sampe 5M. Gimana dia ga bunuh diri. Makanya ditemboknya dia tulis aku diakali orang saja.
Saya gamau kejadian ini terjadi lagi di kejadian jaman sekarang. Tapi kalau anda berkeras kalau forex sekali lagi itu pilihan. Saya tidak pernah menganggap ini sebagai statement pasti. Itu pilihan. Demikian opini saya.
Background photo created by freepik – www.freepik.com