Kali ini kita akan kupas tuntas tentang reksadana ya. Karena banyak orang diluar sana yang gagal paham tentang reksadana. Malah banyak yang akhirnya merasa kapok, sudah berinvestasi di reksadana. Tapi seringnya informasi tentang reksadana ini banyak didapat dari agen pemasaran, yang memasarkan produk reksadana. Dimana agen itu sendiri mungkin pengetahuan tentang reksadananya masih minim. Dan mungkin ga pernah bertransaksi atau berinvestasi di reksadana sebelumnya. Oh iya sebelumnya harus dibedakan dulu antara reksadana dan produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi. Karena keduanya adalah instrumen yang sangat jauh berbeda sistemnya. Meskipun ada sedikit kesamaan.
Chapter 1. Apa sih reksadana itu?
Reksadana adalah satu wadah, yang mengumpulkan dana nasabah menjadi satu untuk kemudian diinvestasikan pada saham, obligasi atau pasar uang. Dan orang yang mengelola disebut manajer investasi. Jadi boleh dibilang, kita beli saham, dengan skala masif, tapi dengan sistem crowdsourced. Mungkin mudahnya seperti itu. Mengapa saya bilang dengan skala masif? Karena 1 orang manajer investasi bisa saja menghandle dana triliunan rupiah. Di investasi reksadana, kita ga berusaha untuk jadi pemenang market. Tapi kita mau menjadi market. Yaitu to be the market. Paling engga investasi kita bisa sama dengan indeks acuannya. Misalkan indeks LQ45.
Mengapa kita ga berinvestasi sendiri saja? Mengapa ko harus dititipkan ke manajer investasi? Nah untuk temen-temen yang sudah mengerti tentang strategi investasi saham, ya boleh-boleh aja sih kita berinvestasi sendiri, tapi seringnya inikan kita hanya orang yang ingin uang kita bertumbuh, bukan orang yang secara khusus ingin belajar tentang saham. Mengikuti webinar para pakar, membaca berita nasional dan internasional, membaca laporan keuangan, memantau perkembangan harga setiap saat, karena kita adalah orang yang punya pekerjaan lain. Misalkan temen-temen adalah dokter, guru, pedagang, chef, dll. Kalau kita ga mau repot dengan itu semua, lebih baik kita titipkan ke 1 orang atau badan yang sudah berpengalaman di bidangnya. Nah jadinya kita bisa fokus kerja sesuai dengan profesi kita. Kalau misalkan ada dokter mikirin dia mau beli saham apa, bisa-bisa dia salah kasih resep. Kalau anda chef kemudian ditinggal untuk melihat profil sahamnya, bisa-bisa masakannya gosong atau lupa kasih bumbu. Nah malah jadi runyam kan?
Chapter 2. Tujuan investasi reksadana.
Yang pertama ingin uang kita bisa bertumbuh dan dikelola secara profesional. Dikelola oleh badan maupun orang yang berpengalaman. Dalam hal ini kita sebut sebagai manajer investasi. Yang kedua kita ingin kemudahan dalam berinvestasi, tanpa meluangkan terlalu banyak waktu.
Yang ketiga kita ingin dana kita dikelola secara transparan. Yang keempat kita ingin punya dana investasi yang likuid, bisa dicairkan kapanpun, dengan resiko yang lebih rendah. Yang kellima kita ingin mulai berinvestasi dengan dana kecil.
Chapter 3. Jenis-jenis reksadana.
Pada umumnya ada 4 jenis reksadana, yang dipasarkan di indonesia. Yang pertama adalah reksadana pasar uang. Reksadana ini sangat cocok digunakan sebagai pengganti tabungan dan deposito. Cocok juga dijadikan sebagai tabungan dana darurat, yang bisa dicairkan sewaktu-waktu. Dan tingkat resiko reksadana pasar uang adalah yang paling rendah bila dibandingkan dengan reksadana yang lainnya. Tapi tingkat return nya juga ga sebanyak return reksadana yang lain. Return reksadana pasar uang rata-rata 4-6 persen per tahun. Reksadana pasar uang terbukti tetap stabil meski diterpa badai krisis keuangan. Contohnya krisis yang disebabkan pandemi di 2020. Waktu reksadana saham drop hingga 40%, reksadana pasar uang tetap stabil. Kalau kamu khawatir reksadana adalah riba, kamu bisa membeli reksadana syariah, yang dikelola oleh prinsip syariah.
Yang kedua ada reksadana pendapatan tetap. Tujuan dari reksadana pendapatan tetap adalah untuk mendapatkan pendapatan yang stabil. Returnnya biasanya 6-13 persen. Kalau resiko sedikit lebih besar bila dibandingkan dengan reksadana pasar uang. Jadi mungkin kita bisa membeli reksadana pendapatan tetap untuk investasi jangka yang agak panjang. Misalkan 3-5 tahun.
Yang ketiga ada reksadana saham. Sesuai dengan namanya, dana kita akan diinvestasikan pada saham. Tujuannya adalah untuk be the market. Agar dana kita ga kalah dengan pertumbuhan IHSG. Atau pertumbuhan indeks reksadana tersebut. Kalau kita ingin bid the market, ya kita investasi sendiri saja. Beli saham sendiri, menjadi trader, entah itu jangka pendek menengah ataupun panjang. Tapi itu semua perlu skill. Return pasar saham bergantung pada volatilitas pasar saham. Nah kalau pasar saham sedang bullish, tentu saja returnnya akan tinggi. tapi kalau pasar saham sedang turun, ya pasti returnnya juga akan mengikuti pasar. Selain itu juga tingkat return nya bergantung kepada kepiawaian dari manajer investasi masing-masing.
Ada beberapa jenis reksadana saham, diantaranya ada reksadana LQ45, Dimana dana mu akan diberikan saham-saham perusahaan top 45, yang berkapitalisasi besar. Kemudian ada reksadana IDX30. Disini danamu akan dibelikan saham-saham dengan likuiditas tinggi. Sebenernya saham-saham IDX30 ini juga masuk dalam indeks LQ45. IDX30 ini dipilih lagi berdasarkan saham-saham yang likuid. Indeks-indeks ini diatur secara berkala. Jadi kalau kamu mau tau list terupdate nya, kamu bisa googling. Jadi di reksadana saham dengan dana yang relatif minim, kamu bisa membeli banyak saham sekaligus, dalam porsi mini. Jadi bisa dibayangkan seperti nasi cammpur, di warteg. Di reksadana saham ya otomatis resiko pasti lebih tinggi. Bila dibandingkan dengan reksadana pendapatan tetap dan pasar uang.
Jadi karena resikonya tinggi, beli reksadana saham apabila kamu punya dana dingin, yang ga digunakan. Kalau menurut saya, untuk reksadana saham, jangka investasi terbaik itu sekitar 5 tahun ke atas. Kemudian kenapa saya bilang harus dana dingin. Agar kamu ga panik dan buru-buru mencairkan saat ada krisis keuangan yang menyebabkan pasar saham runtuh. Seruntuh-runtuhnya pasar saham, market pasti recovery kok. Hanya memang perlu waktu. Justru disaat pasar saham runtuh, itu saatnya kita membeli lagi. Karena kita bisa dapet harga diskon. Contohnya ini, saat pandemi dan pasar saham global runtuh, reksadana saham bisa drop hingga 45% keatas loh. Kalau danamu ga dingin, bisa copot itu jantung.
Kemudian yang ke empat, ada reksadana campuran. Nah untuk yang ini sesuai namanya, dana kita akan dibelikan di berbagai sektor. Mulai dari deposito, obligasi, hingga saham. Ibarat makan nasi, jadi semua lauk ada. Resiko reksdana campuran bersifat menengah dengan return yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan reksadana pendapatan tetap.
Chapter 4. Lebih kurang investasi reksadana.
Sebelum kamu memutuskan membeli reksadana, kamu harus tahu apa kelebihan dan kekurangannya terlebih dahulu. Yang pertama, kelebihan reksadana, itu bisa dibeli dengan dana minim, bahkan di beberapa reksadana, kamu bisa mulai beli hanya dari 10 ribu saja loh. Wah kalau begitu kita bisa menyisihkan uang rokok kita. Sementara saham, minimal kamu harus beli sebanyak 1 lot atau 100 lembar. Untuk saham-saham yang bagus, kamu harus menyiapkan dana dari ratusan ribu hingga jutaan hanya untuk membeli 1 lot saja. Kelebihan yang ke 2 adalah likuid. Bisa dicairkan kapanpun. Beda dengan deposito yang harus menunggu jatuh tempo. Tapi pencairannya biasanya membutuhkan waktu kira-kira 3-7 hari kerja. Sementara kalau deposito, ingin mencairkan lebih awal pasti ada biaya penalty. Mau untung malah buntung. Karena likuid, reksadana ini cocok sekali untuk digunakan sebagai tabungan dana darurat, pendidikan, pernikahan dll.
Kelebihan reksadana yang ketiga yaitu bukan objek pajak. Jadi saat kita memperoleh keuntungan dari reksadana, kita ga perlu membayar pajak penghasilan. Tapi kepemilikan reksadana tetap harus dilaporkan di SPT ya gays..
Nah itu tadi adalah kelebihannya. Sekarang apa kekurangannya? Returnnya bergantung pada manajer investasi. Return reksadana sangat bergantung kepada kepiawaian manajer investasi mengelola dananya. Makanya tingkat return reksadana yang satu dengan lainnya bisa berbeda. Meskipun ada pada kategori yang sama. Yang kedua ada resiko reksadana bubar. Reksadana bisa bubar karena 2 hal, pertama karena diperintahkan oleh OJK. Yang kedua dana kelolaannya kurang dari 25 miliar. Makanya penting untuk kita memilih reksadana yang pengelolaan dananya besar. Paling tidak diatas 500 miliarlah. Berikutnya reksadana tidak ada jaminan dari pemerintah. Karena reksadana itu sifatnya investasi. Bukan tabungan. Berbeda dengan deposito yang dijamin oleh LPS.
Nah untuk mengurangi resiko-resiko tadi, kita tetap harus belajar memilih reksadana yang benar.
Chapter 5. Siapa yang cocok berinvestasi di reksadana.
Semua orang cocok. Terutama untuk kamu yang masih belum mempunyai skill untuk bertransaksi saham. Atau modalnya masih belum cukup untuk membeli saham sendiri. Reksadana cocok untuk investor pemula yang ga punya dana besar dan ga punya waktu untuk mengelola. Dimana kita bisa membeli reksadana? Saat ini kita bisa membeli reksadana hanya dari sentuhan jari saja. Kita bisa membeli dari sekuritas yang saat ini hadir dalam bentuk aplikasi.
Kalian bisa cari dan googling dulu ya terutama harus yang resmi dan berizin OJK tentunya.
Semoga bermanfaat.
Background vector created by freepik – www.freepik.com