Kalau berbicara mengenai saham, sebagian dari kamu pasti berpikir resikonya tinggi yang bisa bikin kita rugi banyak. Bahkan bisa membuat seseorang jatuh bangkrut. Tidak jarang juga kita lihat orang-orang di media sosial sharing tentang kerugian mereka di pasar saham. Entah berinvestasi secara langsung, melalui jasa konsultan, ataupun rugi setelah beli reksadana saham yang dikelola oleh manajer investasi. Tidak cuma itu saja, mungkin sudah berkali-kali kita mendengar nasihat dari orang-orang sekitar supaya kita hati-hati atau bahkan menghindari berinvestasi saham. Tapi di sisi lain, ada banyak juga cerita dari orang-orang yang sukses berinvestasi di pasar saham. Mulai dari pak Lo Kheng Hong yang bisa jadi triliuner di pasar saham. Ada juga Andika Sutoro Putra yang jadi miliarder di usia muda dari berinvestasi saham.

2 sisi cerita tersebut mungkin membuat kita jadi maju mundur dalam berinvestasi saham. Pengen beli saham sekarang tapi takut rugi. Pengen belajar tapi ga sempet. Akhirnya ga jadi-jadi deh beli sahamnya. Bahkan kita menunda-nunda terus bikin akun sekuritas. Kalau dipikir-pikir kenapa sih bisa ada orang yang rugi gede banget di pasar saham? Apa fluktuasi harga saham itu semenyeramkan itu ya? Atau karena banyak investor pemula yang salah pilih saham dari perusahaan yang kurang berkualitas? makanya harga sahamnya jatuh dan akhirnya mengakibatkan kerugian yang sangat besar.

Saya mengerti banget, banyak pemula yang takut dalam berinvestasi saham. Karena belum punya pengetahuan yang cukup. Untuk bisa mengerti sekian banyak perusahaan yang tercatat di bursa, karena tentu saja dari sekian banyak perusahaan, ada perusahaan yang memang pondasi nya itu kokoh. Ada perusahaan kecil yang lagi berkembang untuk menjadi besar. Ada juga perusahaan kecil yang labanya belum stabil. Ada perusahaan yang bisnisnya mau bangkrut. Bahkan ada juga perusahaan kecil yang bisnisnya ga jelas tapi harga sahamnya dimainin sama bandar-bandar saham. Dari situ mungkin kamu jadi takut milih saham. Jangan-jangan kamu malah beli saham yang tren bisnisnya tuh terus turun di masa depan atau bahkan sudah mau bangkrut.

Sekarang aku mau jelasin nih cara paling aman dan paling gampang untuk para pemula untuk bisa meminimalisir resiko berinvestasi saham.

Pertama aku mau ngajakin kamu melihat bagaimana performa dari seluruh saham di Indonesia kalau dilihat dari tren jangka panjang. Untuk melihat itu, kita bisa melihat sejarah kenaikan harga IHSG. IHSG itu apa sih? IHSG adalah cerminan dari rata-rata kenaikan dan penurunan seluruh saham di Indonesia. Sejak tahun 2000 sampai tahun 2019 IHSG itu sudah naik lebih dari 900%. Naiknya tinggi banget ya. Sebetulnya kalau melihat dari tren jangka panjang kenaikan harga saham di Indonesia itu luar biasa banget. Bahkan bisa dibilang kenaikan IHSG itu adalah salah satu indeks saham yang kenaikannya paling tinggi diantara indeks saham negara lain. Dari sini kamu bisa tahu kalau semua indeks saham di dunia itu pada dasarnya terus bertumbuh seiring dari produktivitas perdagangan dan transaksi bisnis di dunia. Walaupun memang ada saat-saat tertentu dimana indeks saham itu turun. Misalnya di saat krisis moneter 1998, financial crisis tahun 2008, krisis harga minyak tahun 2014, dan saat pandemi covid 19 sekarang ini. Tapi kalau kita melihat dari jangka panjangnya, sejauh ini tuh indeks saham selalu bangkit lagi dan harganya terus naik. Makanya Pak Lo Kheng Hong pernah berkata kalau kita bisa sampai rugi dalam berinvestasi saham itu namanya kebangetan. Kalau dipikir-pikir mungkin ada benarnya juga ya. Ko bisa ya ada orang yang rugi dalam berinvestasi saham?

Penyebabnya sebetulnya bisa bermacam-macam. Tapi secara garis besar, biasanya karena 2 hal ini : pertama adalah memang karena salah dalam memilih saham jadi harganya tuh terus turun. Kedua adalah milih sahamnya ga salah, tapi kurang sabar dalam berinvestasi. Makanya ketika harga sahamnya turun, kita jadi panik dan malah jual rugi. Padahal kalau kita sabar, ternyata dalam beberapa waktu, harga sahamnya itu akan kembali lagi. Sekarang mungkin kamu penasaran. gimana sih supaya kita tuh ga salah milih saham dan sekaligus bisa tetap tenang kalaupun saham yang kita beli itu rugi. Karena kita tahu, dalam jangka panjang itu harganya pasti naik lagi. Sebelumnya kan kita sudah sama-sama belajar, kalau indeks saham Indonesia dalam jangka panjang itu selalu naik, gimana kalau kita berinvestasi dengan ngikutin pergerakan harga indeks saham gabungan saja? Loh emang bisa kita berinvestasi ke indeks saham? BISA dong.

Di Indonesia itu kita bisa berinvestasi ke indeks saham yang isinya itu kumpulan saham dari perusahaan besar yang punya fondasi bisnis yang kokoh banget. Salah satu indeks saham yang bisa dibeli itu IDX30 yang berisi 30 saham perusahaan paling besar dengan pondasi bisnis yang kokoh serta volume transaksi yang besar. Indeks IDX30 itu berisi saham-saham dari perusahaan-perusahaan besar yang sudah kita kenal banget. Contohnya BCA, Indofood, Unilever dll. Kalau ngeliat daftar saham di IDX30 menurut saya buat kamu yang masih pemula dan bingung mau beli saham apa. Indeks IDX30 bisa jadi pilihan yang relatif aman.

Apakah IDX30 harganya tidak mungkin turun? Ya ga juga. Namanya beli saham itu pasti ada naik turunnya. Kalau kamu perhatikan , indeks saham apapun juga pasti ada fluktuasi harganya. Tapi seenggaknya kita itu sudah tahu kalau secara historis, IHSG itu terus bertumbuh naik. Seiring dengan naiknya industri perdagangan dan dunia bisnis di Indonesia. Bisa dibilang dengan membeli IDX30 kamu bisa meminimalisir resiko di pasar saham. Setidaknya kamu tidak akan pilih saham dari perusahaan yang tidak jelas, saham gorengan, atau perusahaan yang sudah mau bangkrut.

Berbicara tentang indeks saham. Ada cerita menarik dari Warren Buffet. Seorang investor tersukses di dunia. Di tahun 2008 Warren Buffet pernah ngajakin semua fund manager buat taruhan kalau imbal hasil dana yang dikelola fund manager itu tidak akan bisa mengalahkan kenaikan harga indeks saham S&P 500. Taruhannya berlangsung sekitar 10 tahun dan ternyata Warren Buffer yang menangin taruhannya. Performa investasi para fund manager tersebut kalah telak dari performa kenaikan indeks saham S&P 500. Warren Buffet sendiri pernah bilang seperti ini : dengan berinvestasi pada indeks saham secara berkala orang awam sekalipun tuh bisa ngalahin para investor profesional. Kebayang dong cuma dengan cara mencicil dan rutin beli indeks saham, kamu bisa ngalahin kinerja investor profesional.

Semoga bemanfaat ya

Flower photo created by kbza – www.freepik.com

Leave a Reply

Your email address will not be published.