Kita akan cek pergerakan harga emas untuk mendapatkan data apakah benar harga emas benar-benar naik terus.
Kita juga akan lihat berapa biaya yang dipotong ketika kita beli emas. Kita juga akan lihat resiko investasi di emas dibandingkan dengan di reksadana. Kita juga akan menyimpulkan mana yang lebih menguntungkan.
Pertama kita coba lihat harga emas ya, kalau emas antam kita bisa lihat di situs resminya di logammulia.com. Ada harga beli dan ada harga jual. Lalu kita juga bisa lihat di penjual online yang lainnya misalnya di tokopedia , bukalapak juga ada. Dari 3 contoh itu saja kita bisa menarik kesimpulan ya bahwa harga emas bisa berbeda-beda di setiap penjual. Apalagi kalau kita beli di toko, harganya akan lebih bervariasi. Bahkan kondisi dan tahun cetakan emas kita akan menentukan harga jual kembali yang dipatok oleh toko.
Dari standarisasi harga , sekarang kita bandingkan dengan reksadana. Misalnya sebagai contoh BNP Paribas di harga 27.500 an di Indopremier. Lalu saya juga mencoba mencari di bloomberg dan investing.com harganya itu semuanya sama loh. Ini point plus yang saya suka tentang reksadana yaitu harganya transparan dan apa adanya dibuktikan dengan setiap penjual menjual dengan harga yang sama.
Reksadana itu harganya sama di semua agen penjualnya. Karena harga unit nya itu adalah total dana yang dikelola dibagi total unit yang beredar. Lalu data histori nya juga tersedia bebas untuk analisa. Sedangkan harga emas itu kurang transparan. Penjual yang akan menentukan harganya. Setiap penjual lah yang menentukan harganya. Data histori nya juga tidak tersedia bebas.
Kita tidak bisa melakukan analisa harga terhadap emas. Kenapa analisa harga itu penting? Karena kita sebagai investor itu harus mengetahui histori yang tepat untuk berinvestasi.
Salah satu data yang bisa kita gunakan untuk menganalisa emas adalah data emas internasional. Kalau kita bandingkan dengan grafik harga emas antam maka pola nya akan mirip.
Jika kita membeli emas juga kita akan melihat ada harga beli dan harga jual. Harga beli adalah harga ketika kita membeli emas tersebut. Harga jual atau kadang disebut juga harga buyback adalah harga ketika kita menjual emas kita kepada penjual. Ada selisih yang lumayan antara harga beli dan harga jual. Itu adalah keuntungan yang diambil oleh penjual emas. Biasanya disebut spread. Spread emas itu bisa dirata-ratakan sekitar 4%.
Jadi setiap kita beli emas, untuk balik modal kita harus tunggu harga emas kita naik sekitar 4%.
Dan itu bisa setahun bahkan lebih. Itu juga untuk balik modal saja ya belum keuntungan untuk kita sendirinya.
Kalau kita lihat dari sisi spread dan fee, reksadana akan lebih menguntungkan. Apalagi penjualan reksadana seperti indopremier atau bibit yang menggratiskan reksadana. Ini sangat berpengaruh kepada keuntungan yang bisa kita dapatkan. Jadi tidak seperti emas yang kita harus tunggu dulu sampai naik ke 4% hanya untuk balik modal belum beserta untungnya.
Mungkin kita akan berpikir yaudah kita tunggu aja harga emasnya naik ya kan?
Berapa lama sih kalau kita mau menunggu harga emas naik?
Ternyata emas kalau dilihat dari historical emas, kenaikan grafiknya mirip dengan reksadana pasar uang, jadi masih tinggi resikonya. Ini untuk jangka pendek ya.
Bagaimana dengan jangka panjang?
Reksadana selalu stabil dan emas hanya beda sedikit. Namun itu belum dikurangi spread yang ada pada emas ya sementara reksadana itu tidak ada alias gratis.
Jadi kalian udah bisa menyimpulkan dong mana yang lebih untung?
Namun itu kembali ke masing-masing pribadi ya..
Ini bukan ajakan maupun menyuruh untuk kalian sama pemikirannya dengan saya. Saya hanya embuka fakta saja yang terjadi sebenarnya.
Bagi kalian yang membutuhkan aplikasi dan perencanaan keuangan bisa komen di bawah ya.
Background photo created by denamorado – www.freepik.com